Untuk mengimbangi kepopuleran bidang desain website pada tahun 2010
ini, maka ada baiknya saya menulis tentang persiapan apa saja yang
perlu kita lakukan sebelum mendesain website.
Mungkin banyak teman-teman pembaca setia Jurus Grafis yang belum
familiar dengan cara kerja mendesain website, karena terbiasa dengan
desain cetak (seperti saya dulu).
Dalam desain website, kita sebagai desainer tidak diharuskan bisa
mem-program desain yang telah kita buat. Tapi tentu saja akan lebih baik
jika kita bisa sekaligus mem-program desain kita sendiri, tapi kalau di
rasa mem-program sebuah website itu merupakan pekerjaan berat, lebih
baik kita berfokus pada interface dan konsep desain terlebih dulu.
Yang patut kita tahu adalah cara berpikir programmer, agar desain
yang kita buat masuk akal untuk di wujudkan dalam code. Misalnya, salah
satu cara programmer bekerja adalah dengan membuat bagian background
terlebih dulu, karena itu desain yang kita buat harus tertata rapih di
dalam folder (Photoshop) yang spesifik.
Baiklah, mari kita mulai saja langkah persiapan mendesain website.
1. Tujuan / Goal Website
Setiap desain harus mempunyai tujuan yang jelas dan goal apa yang
ingin di raih melalui website tersebut. Jika itu website portfolio,
tentukan tujuan nya, apakah untuk mendapatkan projek baru? , melakukan
personal branding atau untuk menjadi semacam katalog online hasil kerja
kita?
Dengan tujuan yang jelas maka kita akan dengan mudah menemukan konsep
dan gaya desain yang pas. Hindari tujuan untuk ‘tampil keren’ di awal
pemikiran, karena desain yang kita anggap keren itu mungkin hanya
bertahan dalam waktu 1 bulan saja, sehingga dalam waktu singkat kita
merasa harus mendesain kembali website kita. “Keren” itu hanya “kulit”
nya, yang terpenting adalah fungsi dan tujuan website tersebut.
2. Sitemap
Sitemap merupakan bagian yang sangat vital, karena akan menjadi
gambaran alur informasi yang jelas mengenai website yang akan kita buat.
Tentukan navigasi dan fitur yang di perlukan di tahap ini dan buang
fitur yang tidak efektif.
Kalau tujuan website sudah jelas, maka kita bisa berfokus pada tujuan
itu dan tidak memasukkan fitur yang kurang penting, seperti chat box
atau ruang iklan banner misalnya (sungguh aneh kalau di web portfolio
ada banner iklan).
3. Sketsa / Wireframe
Supaya tidak tersesat di kanvas kosong Photoshop, lebih baik kita
merancang terlebih dulu di atas kertas. Langkah ini perlu untuk
menghindari kerja dua kali di Photoshop. Bisa di bayangkan waktu yang
terbuang ketika membuat background atau tombol terlihat bercahaya dan
web 2.0 banget!, tapi ternyata letak dan ukurannya kurang tepat.
Tahap ini sangat perlu, terlebih jika kita berurusan dengan website
yang mempunyai alur informasi yang kompleks. Dengan sketsa kita dapat
menciptakan berbagai kemungkinan layout dengan cepat. Dan kalau kita
bekerja dengan klien, mereka lebih senang kalau kita memulai projek dan
memperlihatkan hasil sketsa kita sebelum melangkah ke tahap finishing di
Photoshop. Ini bisa menjadi jalan untuk melibatkan klien secara aktif
di dalam projek tanpa membuat kita kesal (karena untuk merubah hanya
perlu menghapus sketsa saja).
4. Resolusi 72 Dpi & Warna RGB
72 Dpi adalah resolusi standar untuk tampilan di monitor (jangan
pernah membuat desain website di resolusi 100 dpi sekalipun, karena
ukuran asli nya akan menjadi besar juga). Dan gunakan warna RGB yang
memang di khususkan untuk monitor.
Well, langkah ini adalah langkah dasar yang tidak boleh di langgar, jadi jangan lupa teman 
5. Lebar Konten Website Maksimal 960 Pixel
Seheboh apapun desain yang kamu buat, jaga area konten (teks, foto
dll) agar jangan melebihi lebar 960 Pixel. Ini karena standar monitor
orang awam masih berkisar di resolusi 1024 x 768. Untuk bagian
background image mungkin perlu untuk melebihi lebar 960 pixel ini dengan
tujuan supaya background terlihat rapih dan tidak terpotong jika di
buka di monitor yang lebar seperti 1360 x 768 pixel atau lebih.
6. Gunakan Grid System
Grid bukanlah suatu pembatasan kreatifitas terhadap desain. Grid di
ciptakan untuk mempermudah kita menjaga konsistensi layout dari halaman
satu ke halaman yang lain. Selain itu gird juga membantu programmer yang
akan menslicing desain kita di photoshop.
Saya biasa menggunakan 960 Grid System, karena sudah merupakan
standar di jaman sekarang ini. Jika kamu tidak mau menggunakan grid yang
sudah ada, silakan gunakan grid kamu sendiri. Yang terpenting lebar
area konten tidak boleh melebihi 960 pixel.
7. Manajemen Folder & Layer di Photoshop
Biasakan untuk membuat folder di bagian-bagian penting sebuah
website, misalnya, folder header, folder body, folder sidebar, folder
footer. Sebenarnya nama folder nya bisa terserah kamu, yang penting di
namakan dan masing-masing layer yang termasuk ke dalam satu
bagian/section di satukan ke dalam satu folder.
Jangan lupa juga untuk menamakan setiap layer, sehingga akan mudah
jika kita ingin mengedit desain kita nanti dan tentu saja ini sangat
menolong programmer yang bekerjasama dengan kita.
Kesimpulan
7 langkah di atas adalah langkah awal supaya kita terbiasa mendesain
dalam keadaan yang terorganisir (khususnya desain website). Karena kita
tahu terkadang kita tidak bisa menyelesaikan suatu projek sendirian,
dalam hal ini mungkin kita butuh teman programmer, jadi supaya code yang
di hasilkan juga rapih, kita sebagai desainer juga harus memberikan
“file mentah” yang rapih.
Sudah siap beralih menjadi web desainer? Atau mungkin ada langkah yang tertinggal? Ayo berbagi pendapat di kolom komentar!
salah satu impian saya min, tp masih harus belajar untuk jadi web desainer
BalasHapusvisit ITUPOKER.COM AGEN POKER ONLINE INDONESIA TERPERCAYA